Siapa yang pernah ke Malang-Jawa Timur?
Untuk yang belum, Malang merupakan kota terbesar ke-2 setelah Surabaya, ibukota Propinsi Jawa Timur.
Untuk yang berkunjung ke Malang dengan menggunakan jalur darat, terutama yang dari arah Surabaya, sudah jadi rahasia umum bahwa kawasan Singosari adalah kawasan yang macet banget. Bukan saja dari jalur luar kota untuk masuk ke Malangnya, namun juga dari Malang menuju ke luar kotanya. Pernah tuh macet banget di daerah ini hampir 1 jam sendiri, padahal jalan yang dilalui tidak terlalu panjang!
Di Malang banyak sekali hal yang menarik, diantaranya :
- hawanya yang lebih adem, dingin
- banyak pilihan kuliner enak (Bakso, Sempol, Kupang, Martabak, Tahu Campur, Tahu Lontong, Rujak Uleg, dll)
- banyak pilihan sekolah/kampus (Univ.Brawijaya, ITN, Unmer, STAIN, UMM, dll)
- banyak pilihan rekreasi (Museum Angkut; Jatim Park 1,2,3; candi-candi; pantai; agro wisata; air terjun, dll)
- banyak pilihan industri/pabrik
- kampung halaman saya hehehe, dst.
![]() |
foto : eastjava.com |
Iya benar sekali, Jalan Raya Singosari-Lawang yang saya maksudkan.
Di jalan ini, selain sebagai lintasan keluar masuk kota Malang dari arah Surabaya dan sekitarnya, juga banyak pilihan rekreasi dan kuliner enak. Makanya selain macet karena lewatan lalu lintas, juga karena daerah ini juga salah satu tujuan wisatanya.
Beberapa wisata menarik di sekitar jalan ini :
- daerah candi-candi peninggalan kerajaan Singosari
- kuliner terkenal diantaranya : Bakso Malang Cak Kar, Malang Strudel, dst, juga kuliner-kuliner hits baru yang bermunculan, diantaranya : Bakso Nawak yang ada di dekat toko Malang Strudel, dll.
Setiap pulang dari Malang, kami senantiasa mampir di toko/rumah makan yang ada di sekitaran jalan ini.
Selain karena memang kelewatan/jalur yang dilalui dalam perjalanan pulang, juga karena produknya yang bagus/enak.
Sejak dioperasikannya Tol Malang-Pandaan Mei 2019 lalu, ada yang sangat berbeda menurut pengamatan saya. Apa itu?
Jalan Raya Singosari-Lawang kini lancar jaya, atau kalau saya bilang cenderung lengang.
Iya, jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya yang senantiasa macet, maka situasi ini sangat mencolok sekali.
Bukan hanya dari kondisi jalanannya, namun kondisi beberapa toko/warung makan yang kami singgahi. Biasanya sering antri saat membayar atau memesan makanan, kini lapang sekali. Kalo dari pengalaman lebaran kemarin ini, bahkan tanpa antrian sama sekali.
Bagaimana bisa?
Dari pengalaman saya kemarin, untuk pengendara yang menuju Tol Malang-Pandaan dari arah Malang, untuk masuk ke pintu Tol ini bisa dilakukan sebelum memasuki kawasan tersebut (area yang saya lingkari di gambar). Sehingga arus lalu lintas yang menuju pintu masuk tol, akan mengalir ke kanan/belokan kanan, yaitu pintu masuk Tol Singosari.
Sedangkan dari arah Lawang (dari arah sebaliknya/arah Surabaya), untuk masuk ke pintu Tol Malang-Pandaan ini bisa dilakukan sebelum memasuki kawasan tersebut (area yang saya lingkari di gambar). Sehingga arus lalu lintas yang menuju pintu masuk tol, akan mengalir ke kiri/belokan kiri, yaitu pintu masuk Tol Lawang, sehingga arus lalu lintas tak banyak yang melalui kawasan jalan yang dilingkari merah itu.
Pada perjalanan balik kemarin, kami berencana membeli oleh-oleh di salah satu toko kue besar di kawasan dilingkaran merah tersebut. Saat akan memasuki belokan ke pintu masuk Tol Singosari, kami sempat bingung, jadi tidak ya beli oleh-olehnya, ini dah mau masuk tol nih!
Akhirnya, karena kami memang tidak dalam keadaan buru-buru alias santai sambil menikmati perjalanan, kami tidak jadi belok kanan masuk tol, namun kami memilih jalan terus, lurus mengikuti jalan Singosari-Lawang.
Alhamdulillah kami sampai juga di toko yang direncanakan. Saat masuk area parkir toko, biasanya ada banyak kendaraan terparkir, banyak pengunjung di dalam sedang memilih makanan, juga yang sedang antri kasir. Namun pemandangan kemarin berbeda, parkir mobil kosong, di dalam toko hanya ada 1 pengunjung yang sedang di kasir, selebihnya kosong. Setelah kami mendapatkan produk yang kami inginkan, kami ke kasir tanpa antri, dan pembelinya saat itu hanya kami. Saat akan keluar, kami berpapasan dengan 1 orang pengunjung lain yang akan masuk. Stand makanan yang ada di parkiran pun saat itu sedang sepi/kosong tanpa pengunjung, dengan beberapa pegawainya yang sedang main hp dan bercengkrama.
Mumpung belum masuk tol, kami mampir ke warung bakso yang masih baru (sekitar akhir tahun 2018 lalu masih belum kami lihat), namun nama warungnya sudah cukup terkenal karena sering dengar, juga tempatnya yang luas dengan aneka pilihan spot foto yang instagramable. Lokasinya tak jauh dari toko oleh-oleh tadi, sekitar 2 blok. Juga ada warung kopi baru di sekitar.
Saat itu kami mampir sekitar jam 1-2an, dimana masih rentang waktu makan siang. Di parkiran hanya ada 1 mobil dan 2-3 motor. Di dalamnya, saat kami masuk, ada 1 orang pengunjung dan 1 keluarga kecil yang sedang menikmati bakso. Karena masih baru pertama kali ke sana, saya melihat-lihat dulu daftar pilihan isian baksonya, ada bakso raksasa loh! Juga macam-macam pilihan lainnya seperti bakso kepiting, bakso mercon, dll. Dengan mangkok yang bentuknya kedung (tegak lurus dan lengkung bawahnya, berbeda dengan mangkok bakso di warung-warung biasanya), bikin menikmati bakso ini jadi lebih marem, lebih seger dengan kuahnya yang berlimpah. Maklum, saya penyuka kuah, jadi makan bakso dengan kuah yang banyak yang bikin isiannya tenggelam itu jadi salah satu daya tarik sendiri bagi saya, dibandingkan dengan mangkok bakso lain yang kecil, sehingga kuahnya hanya kelihatan sedikit diantara isian bakso yang banyak.
Sambil menikmati bakso dengan semilir angin yang sejuk (suasana warung baksonya terbuka di sekelilingnya, hanya ditutupi dengan pagar tanaman hijau digantung-gantung yang menambah suasana adem), kami menikmati suasana dan jalanan di depan kami.
Bagi kami yang tidak terlalu suka dengan keramaian yang berjubel, antrian panjang, tentu situasi semacam ini jadi keasyikan tersendiri. Enak gitu gak pake antri. Pilih tempat juga gak perlu nungguin yang makan selesai, trus di tek tempatnya seperti warung lain yang dulu-dulu sebelum tol dibuka hehehe. Overall tempat ini rekomended untuk jadi singgahan saat berkunjung ke Malang.
Semoga dengan dibukanya tol Malang-Pandaan, selain mempercepat jarak tempuh perjalanan, juga tetap bisa menghidupkan usaha kecil-usaha kecil, termasuk yang baru mulai hidup beberapa bulan lalu di sekitaran jalan tersebut. Aamiin.
Salam,
Zakia
Akhirnya, karena kami memang tidak dalam keadaan buru-buru alias santai sambil menikmati perjalanan, kami tidak jadi belok kanan masuk tol, namun kami memilih jalan terus, lurus mengikuti jalan Singosari-Lawang.
Alhamdulillah kami sampai juga di toko yang direncanakan. Saat masuk area parkir toko, biasanya ada banyak kendaraan terparkir, banyak pengunjung di dalam sedang memilih makanan, juga yang sedang antri kasir. Namun pemandangan kemarin berbeda, parkir mobil kosong, di dalam toko hanya ada 1 pengunjung yang sedang di kasir, selebihnya kosong. Setelah kami mendapatkan produk yang kami inginkan, kami ke kasir tanpa antri, dan pembelinya saat itu hanya kami. Saat akan keluar, kami berpapasan dengan 1 orang pengunjung lain yang akan masuk. Stand makanan yang ada di parkiran pun saat itu sedang sepi/kosong tanpa pengunjung, dengan beberapa pegawainya yang sedang main hp dan bercengkrama.
Mumpung belum masuk tol, kami mampir ke warung bakso yang masih baru (sekitar akhir tahun 2018 lalu masih belum kami lihat), namun nama warungnya sudah cukup terkenal karena sering dengar, juga tempatnya yang luas dengan aneka pilihan spot foto yang instagramable. Lokasinya tak jauh dari toko oleh-oleh tadi, sekitar 2 blok. Juga ada warung kopi baru di sekitar.
Saat itu kami mampir sekitar jam 1-2an, dimana masih rentang waktu makan siang. Di parkiran hanya ada 1 mobil dan 2-3 motor. Di dalamnya, saat kami masuk, ada 1 orang pengunjung dan 1 keluarga kecil yang sedang menikmati bakso. Karena masih baru pertama kali ke sana, saya melihat-lihat dulu daftar pilihan isian baksonya, ada bakso raksasa loh! Juga macam-macam pilihan lainnya seperti bakso kepiting, bakso mercon, dll. Dengan mangkok yang bentuknya kedung (tegak lurus dan lengkung bawahnya, berbeda dengan mangkok bakso di warung-warung biasanya), bikin menikmati bakso ini jadi lebih marem, lebih seger dengan kuahnya yang berlimpah. Maklum, saya penyuka kuah, jadi makan bakso dengan kuah yang banyak yang bikin isiannya tenggelam itu jadi salah satu daya tarik sendiri bagi saya, dibandingkan dengan mangkok bakso lain yang kecil, sehingga kuahnya hanya kelihatan sedikit diantara isian bakso yang banyak.
Sambil menikmati bakso dengan semilir angin yang sejuk (suasana warung baksonya terbuka di sekelilingnya, hanya ditutupi dengan pagar tanaman hijau digantung-gantung yang menambah suasana adem), kami menikmati suasana dan jalanan di depan kami.
Bagi kami yang tidak terlalu suka dengan keramaian yang berjubel, antrian panjang, tentu situasi semacam ini jadi keasyikan tersendiri. Enak gitu gak pake antri. Pilih tempat juga gak perlu nungguin yang makan selesai, trus di tek tempatnya seperti warung lain yang dulu-dulu sebelum tol dibuka hehehe. Overall tempat ini rekomended untuk jadi singgahan saat berkunjung ke Malang.
Kondisi yang lengang dan sepi itu mungkin karena sebagian besar orang belum tahu kalau setelah pintu masuk Tol Singosari, masih ada pintu masuk Tol Lawang yang lokasinya tidak terlalu jauh, sebagai alternatif pilihan untuk masuk ke Tol Malang-Pandaan. Sehingga toko-toko, warung-warung dan tempat wisata lain di antara 2 pintu masuk tol itu bisa kembali bergairah dan ramai kembali dengan pengunjungnya. Banyak toko-toko UKM baru juga yang kami lihat kemarin di sekitar jalan di area 2 pintu tol tersebut yang bisa jadi pilihan menarik untuk dikunjungi.
Semoga dengan dibukanya tol Malang-Pandaan, selain mempercepat jarak tempuh perjalanan, juga tetap bisa menghidupkan usaha kecil-usaha kecil, termasuk yang baru mulai hidup beberapa bulan lalu di sekitaran jalan tersebut. Aamiin.
Salam,
Zakia
No comments:
Post a Comment